Sore itu ketika Dini mau main kerumah Aby, ia melihat ada motor diparkir didepan rumah Aby. Sepertinya ia kenal motor itu. Baru saja ia mau mengetuk pintu terdengar gelak tawa para laki-laki didalam. Kelihatannya Aby sedang ada tamu. Mungkin temannya, karena begitu terdengar akrab. Dini segera mengetuk pintu dan lalu dibuka kan oleh Aby.
Bukan main kaget setengah mati saat melihat sosok laki-laki yang bersama Aby. Laki-laki itu juga tampak kaget. Tapi mereka bisa segera menguasai perasaan dan mencoba bersikap biasa. Dini berusaha menghilangkan kegugupannya.
“ Oh ya,,, Din. Kenalkan, ini teman aku waktu SMA. Namanya Doriz. Kami sudah lama tidak saling ketemu. Tahu-tahu tadi pas isi bensin aku ketemu dia dan langsung aja kuajak kemari,” Ujar Aby.
Dengan senyum setengah dipaksakan Dini menyalami pria itu. Tangannya terasa dingin dan kaku. Dini berbasa basi sebentar, lalu langsung minta Aby izin kekamar kecil padahal saat itu dia tidak ingin buang hajat ataupun buang air. Sesampainya di WC dia uring-uringan sendiri. “Ya Tuhan! Kenapa cowok itu disini? Ternyata ia teman lama pacarku! Celaka lima belas! Bagaimana kalau dia menceritakan apa yang sebenarnya pernah terjadi. Brengsek ! Kenapa semuanya jadi tambah runyam gini!” sungut Dini tak henti-hentinya.
Untuk beberapa lama Dini hanya bisa berdiam diWC, tak berani keluar menemui Aby dan Doriz. Tapi tak lama kemudian Aby memanggil-manggil Dini untuk segera keluar untuk memberi tahukan bahwa Doriz akan pulang. Dini hanya diam seribu bahasa. Tak berani bertatapan dengan Doriz. Sementara Doriz tampak tersenyum-senyum saat hendak kembali kemotornya, Aby menyenggol tangan Dini memberi tahu bahwa tas Doriz tertinggal dan minta dia untuk mengembalikannya.
Dini segera mengambil tas Doriz dan buru-mengejar Doriz sebelum dia tarik gas.
“ Tasmu ketinggalan,” Sambil sedikit gugup dia menyerahkan tasnya Doriz.
“ O………. Iya, lupa. Eh , Din. Tunggu! Bilang sama cowokmuaku telah mengambil janjinya” ujar Doriz sebelum dia menarik gas.
Entah, apa maksud ucapannya. ia diam tak menanggapi. Ia bergegas kembali ketempat Aby berdiri. Aby melambaikan tangannya kearah Doriz.” Kapan-kapan main lagi, ya!” Serunya.
Motor Doriz terus melaju meninggalkan halaman rumah Aby.
Dini dan Aby masuk kerumah lalu merekapun melanjutkan pertemuan mereka yang tadi sempat tertunda oleh kehadiran Doriz. Sementara itu terlihat dari pintu Ibunya Aby menyuguhkan minuman dan sedikit makanan kecil.
......The End
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar